Minggu, 02 September 2012

Muslimah Karir

MUSLIMAH DAN KARIR

"Tidak akan pernah beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada seorang wanita" (HR. Bukhari)
Hadist di atas mugkin akan menimbulkan pertanyaan, apakan seorang muslimah tidak diperbolehkan mengurusi suatu urusan(bekerja)??
Hadist tersebut merupakan komentar Rasulullah SAW tatkala sampai kepadanya berita tentang pengangkatan putri Kisra oleh Raja Persia.

Sekalipun teks hadist tersebut berupa kalimat berita (khabar), tapi pemberitaan dalam hadist ini disertai dengan celaan (dzam) atas suatu kaum atau masyarakat yang menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada seorang wanita, berupa ancaman tiadanya keberuntungan atas mereka. Celaan ini merupakan ‘qarinah’ (indikasi) adanya tuntutan yang bersifat ‘jazm’ (tegas dan pasti). Namun, ada beberapa kalangan yang meragukan keshahihan hadist ini.


KARIR ISTERI RASULULLAH SAW:
• Khadidjah radhiyallahu anha
Islam tidak pernah mensyariatkan untuk mengurung wanita di dalam rumah. Tidak seperti yang banyak dipahami orang.
Rasulullah SAW punya seorang isteri yang tidak hanya berdiam diri serta bersembunyi di dalam kamarnya. Sebaliknya, dia adalah seorang wanita yang aktif dalam dunia bisnis. Bahkan sebelum beliau menikahinya, beliau pernah menjalin kerjasama bisnis ke negeri Syam. Setelah menikahinya, tidak berarti isterinya itu berhenti dari aktifitasnya. Bahkan harta hasil jerih payah bisnis Khadijah ra itu amat banyak menunjang dakwah di masa awal. Di masa itu, belum ada sumber-sumber dana penunjang dakwah yang bisa diandalkan. Satu-satunya adalah dari kocek seorang donatur setia yaitu isterinya yang pebisnis kondang. Tentu tidak bisa dibayangkan kalau sebagai pebisnis, sosok Khadijah adalah tipe wanita rumahan yang tidak tahu dunia luar. Sebab bila demikian,
bagaimana dia bisa menjalankan bisnisnya itu dengan baik, sementara dia tidak punya akses informasi sedikit pun di balik tembok rumahnya. Di sini kita bisa paham bahwa seorang isteri nabi sekalipun punya kesempatan untuk keluar rumah mengurus bisnisnya. Bahkan meski telah memiliki anak sekalipun, sebab sejarah mencatat bahwa Khadijah ra. dikaruniai beberapa orang anak dari Rasulullah SAW.
• Aisyah radhiyallahu anha
Sepeninggal Khadijah, Rasulullah beristrikan Aisyah ra, seorang wanita cerdas, muda dan cantik yang kiprahnya di tengah masyarakat tidak diragukan lagi. Posisinya sebagai seorang istri tidak menghalanginya dari aktif di tengah masyarakat. Semasa Rasulullah masih hidup, beliau sering kali ikut keluar Madinah ikut berbagai operasi peperangan. Dan sepeninggal Rasulullah SAW, Aisyah adalah guru dari para shahabat yang memapu memberikan penjelasan dan keterangan tentang ajaran Islam.
Bahkan Aisyah ra. pun tidak mau ketinggalan untuk ikut dalam peperangan. Sehingga perang itu disebut dengan perang unta, karena saat itu Aisyah ra. naik seekor unta.
Aisyah r.a. diriwayatkan pernah berkata: "Alat pemintal di tangan perempuan lebih baik daripada tombak di tangan lelaki."
* * *

Peran muslimah, sesungguhnya bukan sekedar pelengkap, pemanis, atau sekedar peran di belakang layar. Seorang muslimah juga dapat menjalankan peran-peran strategis.

Wanita karir, level apapun, kian hari kian merebak. Mulai dari berkarir pada posisi puncak seperti pimpinan negara, direktur, hingga kondektur bus bahkan tukang becak, tukang ojek sekalipun. Jaman kini, kaum hawa mulai merambah ke hampir segala bidang profesi.

Sesuai yang disabdakan Muhammad Rasulullah bahwa “Wanita adalah tiang Negara !”. Hancur atau majunya suatu Negara tergantung bagaimana kondisi perempuan yang ada di dalamnya. Seorang penyair bahkan mengatakan bahwa seorang ibu ibarat sekolah, apabila kamu siapkan dengan baik. Berarti kamu menyiapkan satu bangsa yang harum namanya. Begitu juga, orang-orang bijak banyak yang mengaitkan keberhasilan para tokoh dan pemimpin dengan peran dan bantuan kaum wanita lewat ungkapan “Dibalik keberhasilan setiap pembesar, ada wanita!” Tidak dapat dipungkiri bahwa ibu adalah madrasah pertama bagi putra-putrinya yang akan meneruskan tongkat estafet peradaban ini. Tidak heran jika muncul ungkapan, dibalik kelembutan seorang wanita ia bisa mengayunkan buaian di tangan kanan dan mengguncang dunia dengan tangan kirinya.

"Dan orang laki-laki yang beriman dan perempuan yang beriman yang setengahnya adalah pemimpin bagi yang setengahnya mereka menyuruh berbuat yang maruf dan mencegah yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan diberi rakhmat oleh Allah..." (At-Taubah, 9: 71). "Dan Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, syurga-syurga (Adn) yang mengalir didekatnya sungai-sungai, kekal mereka
didalamnya.." (At-Taubah, 9: 72).

Laki-laki dan perempuan dihargai sama, diberi rakhmat sama dan akan dibalas dengan syurga sama oleh Allah. Jadi, Islam tidak mendiskriminasikan wanita, justru sebaliknya, mengharagai sama, tidak ada beda antara laki-laki dan perempuan.

WANITA KARIR DALAM PANDANGAN NEGARA-NEGARA ISLAM LAINNYA.
Di Afganistan dan banyak Negara Islam lainnya, wanita tidak memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan dan meraih karier mereka setinggi-tingginya. Wanita dipaksa memakai pakaian yang tidak sesuai dengan hati nurani dan keinginannya karena aturan kolot agama. Di Arab Saudi dan negara Timur Tengah lainnya wanita bahkan tidak diperkenankan mengemudikan mobilnya sendiri. Karier wanita di banyak bidang dibatasi sehingga wanita hanya
menjadi obyek pemuasan seksual pria secara egois dan penerus keturunan. Begitu juga dengan poligami yang sangat melecehkan aspirasi dan HAM wanita yang sebenarnya jauh di hati kecilnya tak rela dirinya di madu
oleh suami mereka. Adapun masalah poligami memang Islam tidak melarangnya, tetapi dengan syarat yang sangat berat yaitu harus berlaku adil.

WANITA KARIR DI JEPANG
Ternyata masyarakat Jepang telah melaksanakan hidup yang harmonis seperti dianjurkan Tuhan dan Nabi Muhammad saw, dan dapat membawa negaranya makmur sejahtera, tiada lagi kemiskinan, tiada lagi orang yang minta-minta.

Wanita wanita Jepang pada umumnya kalau sudah menikah, mereka berhenti bekerja dari kantor, dan mencurahkan perhatian dan waktunya untuk keluarga, dan kalau anak-anaknya sudah besar, tamat SMP atau SMU, kebanyakan ibu-ibu kembali bekerja di luar rumah untuk melanjutkan kariernya dan agar ilmu serta tenaganya dapat bermanfaat untuk orang banyak. Ibu-ibu Jepang ada yang menduduki jabatan tinggi sebagai menteri.

Mengambil contoh dari Negara sakura bukanlah tanpa alasan, dalam firman Allah swt:
"Aku jadikan manusia berbangsa bangsa dan bersuku-suku, agar kamu satu sama lain saling mengenal."(QS 49: 13).

***

Islam memberi kesempatan untuk berkarir (bekerja) seluas-luasnya kepada wanita. Selama pekerjaan itu, membutuhkannya dan atau selama mereka membutuhkan pekerjaan itu. Selama pekerjaan itu dilakukan dalam suasana terhormat, sopan, serta selama mereka dapat memelihara agamanya, serta dapat pula menghindari dampak-dampak negatif dari pekerjaan tersebut terhadap diri dan lingkungannya.

2 komentar:

  1. Mohon maaf diluar topik Bunda, kami sedang mencari Reseller & Dropshipper Pakaian Bayi dan Anak
    Kami menawarkan berbagai produk dengan harga sangat sangat bersaing.

    Silahkan Bunda kunjungi Online Shop Baju Bayi dan Anak kami di:
    web: bajubajubayi.blogspot.com
    facebook : Baju Baju Bayi

    BalasHapus